Minggu, 03 Januari 2016

Dirjen Perkenalkan Taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia

taruna api
“Dan ini pertama kalinya Kementerian Perhubungan membangun track dengan lebar spoor 1435 mm mengunakan R60,” ungkap Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko.
Hal itu diungkapkannya pada prosesi peletakan rel pertama pada pembangunan Track Trans Sulawesi di 0 Km bertepatan di Desa Lalabuta, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Dalam prosesi, kemarin, itu dirjen juga memperkenalkan taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia yang telah datang dari Madiun ke Makasar.
“Mereka dapat melihat secara langsung track ini, dan diharapkan taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia yang akan menjadi bagian perkembangan perkeretaapian ke depannya,” tutur Hermanto di acara yang juga dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo SH.
Gubernur Sulsel pada sambutannya pagi itu memberikan jaminan pada proyek pembangunan ini tidak akan ada Korupsi, ini semata-mata untuk rakyat. Gubernur juga menyambut baik dengan kedatangan dari pihak Civitas Akademika Akademi Perkeretaapian Indonesia , yang telah menyempatkan waktunya telah hadir di Makaasar.
Taruna sangat antusias dengan peresmian jalur rel ini, “Walaupun jarak jauh dari Madiun ke Makasar, kita sebagai bagian dari insan perhubungan harus siap kapan saja dan kemanapun demi menuntut ilmu, apalagi ini adalah bidang kita, itu sudah biasa bagi kami.” Jelas Joddy salah seorang Taruna API. Taruna menyempatkan mengunjungi PIP Makasar, Ini juga sekaligus silaturahmi antar UPT di lingkungan BPSDM Kementerian Perhubungan.
- See more at: http://beritatrans.com/2015/11/18/saat-peletakan-rel-jalur-ka-makassar-dirjen-perkenalkan-taruna-akademi-perkeretaapian-indonesia/#sthash.0et790Ij.dpuf

Dirjen Hermanto: Indonesia Kekurangan SDM Bidang Perkeretaapian

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Ir.Hermanto Dwiatmoko mengunjungi kampus Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Madiun Jawa Timur. Dirjen Perkeretapian berkunjung untuk memberikan kuliah umum kepada civitas akademika API, Madiun.

Kedatangan Hermanto Dwiatmoko ke Kampus API, sabtu (7/11/2015) disambut Kasubag Keuangan dan Administrasi Umum API, Setia Hadi Prambudi. Hermanto datang ke API dalam rangka mengisi Kuliah Umum Peserta Diklat Perhubungan mengenai Fasilitas Operasi Perkeretaapian. Acara ini sekaligus kuliah perdana yang diikuti taruna-taruni API Madiun.

Dalam kuliahnya, Hermanto menjelaskan mengenai pembangunan sarana dan prasarana perkeretaapian dalam waktu beberapa tahun ke depan. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan membangun berbagai proyek KA, seperti Surotram dan Boyorail Surabaya, MRT Jakarta, High Speed Railway (HSR) Jakarta-Bandung, Trans Sulawesi, dan Lite Rappid Train (LRT), dijelaskan pula proses pengerjaan, konstruksi bangunan dan alat TBM.

“Indonesia minim sekali SDM yang ahli dalam ilmu perkeretaapian. Hingga tahun 2025 mendatang, Indonesia sangat banyak membutuhkan SDM yang handal di bidang perekeretapain, jelas Hermanto.
“Saya berharap API inilah yang akan memenuhi kebutuhan tersebut. API Madiun harus menjadi kampus utama untuk mendidik dan mempersiapkan calon-calon SDM unggul di bidang perkeretaapian di tanah Air,” tandas Hermanto.

Mendengar motovasi yang diberikan Dirjen Perkeretaapian, taruna-taruni API Madiun dengan optimism yang tinggi. “Kita siap untuk mengembalikan masa kejayaan perkeretaapian Indonesia seperti dulu lagi. Dari kampus API harus mampu menghasilakn SDM unggul tersebut,” papar Eka, salah satu taruna API.

Akademi Perkeretaapian Indonesia Targetkan Cetak 78.740 SDM Berkualitas

MADIUN - Akademi Perkereaapian Indonesia (API) di Madiun, Jawa Timur, optimistis mampu mencetak 78.740 lulusan berkualitas dan berstandar internasional di bidang perkeretaapian hingga tahun 2030.

Dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), perkeretaapian nasional membutuhkan 1.720 orang regulator sampai dengan 2030, terdiri dari perencanaan, pengujian, inspektorat dan auditor. 

Perkeretaapian juga membutuhkan 78.740 orang operator yang terdiri dari perencana, pemeriksa dan perawat.

Direktur API Madiun Catur Sasongko ATD MT menjelaskan pendirian API Madiun merupakan amanat UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, yang menyebutkan pembentukan lembaga pendidikan di bidang perkeretaapian.

"Sebanyak 48 pasal dari 216 pasal dalam UU No.23 Tahun 2007 menyebutkan tentang SDM. Karena itu, SDM perkeretaapian ditetapkan kualitas dan kecakapannya baik di level perencana, pemeriksa, perawat, penguji, inspektur dan auditor," kata Catur seperti dirilis di laman Kementerian Perhubungan, Kamis (18/6/2015).

Dia mengatakan pada tahun akademik 2014/2015, API Madiun memdidik 120 taruna yang terdiri atas empat program pendidikan (Prodi) yaitu DIII Teknik Elektro Perkeretaapian (30 orang), DIII Manajemen Transportasi Perkeretaapian (30 orang), DIII Teknik Mekanika Perkeretaapian (30 orang), dan DIII Teknik Bangunan Jalur Perkeretaapian (30 orang).

Sesuai dengan ketentuan Ditjen Dikti Kementerian Riset dan Perguruan Tinggi, ada pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas maksimal 25 orang, sehingga pada tahun akademik 2015-2016 API maksimal hanya mendidik 100 taruna. 

"Padahal minat masyarakat cukup tinggi. Sampai dengan hari akhir pendaftaran 2.000 orang telah mendaftar," papar Catur.

Untuk mencapai target 78.740 orang SDM bidang perkeretaapian hingga 2030, lanjut Catur, selain menjalankan kelas reguler yaitu mendidik taruna baru lulusan SMA atau SMK, API Madiun juga menjalankan kelas paralel mendidik SDM perkeretaapian yang sudah bekerja di pemerintahan sebagai regulator ataupun di perusahaan-perusahaan sebagai operator.

Kepala BPSDM : Negara Subsidi 70% Biaya Kuliah di API Madiun

Negara menanggung biaya pendidikan sampai 70% dari kebutuhan dan biaya belajar taruna di Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun Jawa Timur. Orang tua taruna membayar kekurangannya, terutama untuk biaya seragam, atribut dan alat praktek selama belajar di kampus.
“Biaya pendidikan taruna sampai selesai sekitar Rp80 juta sampai Rp100 juta per taruna. Dari jumlah itu, sekitar 70% disubsidi negara melalui APBN khususnya daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) Kementerian Perhubungan,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan, Wahju Satrio Utomo,SH,M.Si menjawab beritatrans.com di Madiun, kemarin
.
“Biaya tersebut untuk kebutuhan taruna sampai mereka lulus. Dibutuhkan sampai Rp100 juta maksimal. Semua itu untuk kebutuhan biaya pendidikan taruna, seperti pakaian dan atributnya serta biaya operasi alat peraga, warkshop, biaya lab dan lainnya,” kata Kepala Pusbang SDM Perhubungan Darat, Anton S.Tampubolon, menambahkan.

“Dari sisi nominal, terkesan mahal. Tapi, biaya tersebut masih lebih besar yang ditanggung negara melalui APBN. Setiap taruna, menerima subsidi negara sampai kisaran Rp70 juta,” kata Anton.
Menurut Tommy, selama pendidikan di kampus API semua taruna diasramakan. Mereka belajar di kampus dan tidur dia asrama yang berlokasi di satu kawasan. “Jadi, semua kebutuhan hidup dan belajar taruna terpusat di kampus dan diawasi oleh staf dosen dan pembina taruna,” papar dia.

Taruna API2

Dikatakan, biaya pendidikan yang paling tinggi adalah untuk pengadaan fasilitas praktek, laboraturium, proses belajar mengajar serta kebutuhan logistik taruna. “Memang tidak murah. Tapi, untuk menyiapkan SDM yang unggul dan siap bersaing di masa depan, soal biaya menjadi nomor sekian. Yang penting, bisa mendidik dan menyiapkan SDM unggul. Untuk API adalah tenaga teknis bidang perkeretaapian,” jelas Tommy.

Direktur API Madiun Catur Wicaksono mengatakan, API Madiun menempati lahan seluas 18 ha. Lahan itu merupakan hibah Pemkot Madiun Jawa Timur. “Pembangunan fasilitas pendidikan di Kampus API untuk tahap pertama menelan dana sampai Rp300 miliar dari BPSDM Perhubungan,” katanya menjawab beritatrans.com.

“Kampus API akan dibangun bertahap sampai 2016 mendatang. Saat pembangunan sudah selesai, API akan memiliki beberapa bangunan utama, seperti Gedung Rektorat, asrama, auditorium, workshop, stasiun simulasi, ruang kelas representatif, kantin dan lainnya. Selain itu juga dibangun tempat ibadah yaitu masjid di bagian depan,” kata Catur.

Kegiatan Akademik di Akademi Perkeretaapian Resmi Dimulai


Akademi Perkeretaapian Indonesia (API), pada tahun ini secara resmi telah memulai kegiatan akademiknya. Sebanyak 120 taruna dari seluruh Indonesia mulai mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus yang terletak di kota Madiun, Jawa Timur pada 7 Oktober 2014 lalu.
Pembukaan kegiatan akademik di API ditandai dengan pemberian kuliah umum oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Wahju Satrio Utomo dan Dirjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko, di API Madiun, Senin (14/10).
API di Madiun ini memiliki empat program studi yaitu : Diploma (D III)Teknik Mekanika, D III Teknik Elektronik Perkeretaapian, D III Teknik Bangunan dan Jalur Perkeretaapian dan D III Manajemen Transportasi Perkeretaapian.
 Dalam sambutannya Kepala BPSDMP, Wahju Satrio Utomo atau biasa disapa Tommy mengatakan, API dibangun untuk memenuhi kebutuhan SDM perhubungan di sektor perkeretaapian.
 "Dunia perkeretaapian di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Untuk itu dibutuhkan SDM perkeretapian yang kompeten dan berdaya saing. Misi kami adalah bagaimana dapat memenuhi jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan yang ada, " ujarnya.
 Menurut Tommy, dengan makin berkembangnya perkeretaapian di Indonesia seperti misalnya MRT, Monorel, kereta di Kalimantan dan Sulawesi, yang tentunya sangat membutuhkan SDM yang handal dibidangnya.
 "Diharapkan para taruna yang lulus dari sini akan bisa bekerja di pemerintah atau BUMN Seperti PT. KAI juga operator MRT, monorel, juga operator yang akan mengoperasikan kereta di Kalimantan dan Sulawesi," jelasnya.
Tommy melanjutkan, yang menjadi prioritas utama dari lulusan API adalah mengisi kebutuhan SDM perkeretaapian nasional terlebih dahulu, karena memang kapasitas produksi SDM perkeretaapian masih belum banyak. Namun demikian ia mengungkapkan pihaknya telah bersiap diri dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN  (MEA) 2015 yaitu untuk ikut mengisi kebutuhan SDM sektor perkeretaapian di dunia.
 "Karena saat ini kami baru mampu menampung 120 taruna akademik pertahunnya maka kami prioritaskan kebutuhan nasional. Pada tahun 2016, kami tagetkan pembangunan kampus selesai seluruhnya sehingga dapat menampung hingga 360 taruna pertahun," ungkapnya.
 Selain membuka program studi akademik setara Diploma III, API Madiun juga membuka kelas non akademik atau kursus singkat mulai dari 1 minggu hingga dua minggu.
 "Untuk kursus singkat ini, kami buka untuk para lulusan SMA atau SMK yang siap bekerja di bidang perkeretaapian. Karena sekarang ini sedang banyak proyek-proyek seperti Pembangunan MRT dan sebagainya yang membutuhkan tenaga lapangan yang kompeten. Sekitar 70 persen yang dibutuhkan adalah tenaga lapangan bukan sarjana," terangnya.
Ditargetkan pada tahun 2016, Akademi Perkeretaapian Indonesia sepenuhnya selesai dibangun. Nantinya juga akan dibangun jalur kereta api yang mengelilingi kampus seluas kurang lebih 18 hektar tersebut untuk kegiatan praktek para taruna. (dephub.go.id)